Mungkin sekitar dua minggu yang lalu, saat itu gue berikrar kepada diri gue sendiri, kalo gue ga akan menulis blog kalau gue belum memenuhi qouta belajar minimal tiga jam sehari. (Yah, ujian blok hanya tinggal menunggu hitungan hari). Dan dua minggu sudah berlalu, gue beneran ga nulis apa-apa di blog ini. Dengan kata lain, dalam dua minggu ini gue ga ada belajar. Jangankan tiga jam, 10 menit aja pun rasanya berat dan malas. Begitu banyak masalah, begitu banyak anime yang belum ditonton, begitu banyak dvd yang belum diputar, begitu banyak makanan yang belum dimakan. Hmm, mengapa gue begitu malas belajar?
Sekarang, gue sedang belajar di blok 10. Dan di sembilan blok sebelumnya, gue selalu punya niat untuk melakukan gelaran "belajar keras" beberapa hari sebelum ujian dan semuanya gagal. Orang gagal biasanya dua atau tiga kali, atau maximal empat, lah gue, sembilan kali. Dan niat yang kesepuluh ini pun kelihatannya bakal bernasib sama. Bukannya pesimis, gue sama sekali ga punya klue. Pernah denger pepatah yang berbunyi seperti ini: "Domba pun tidak akan terjebak kedalam lubang yang sama dua kali.." Sedang gue sembilan kali terjebak dalam lubang yang sama.Baguslah, Itu artinya gue bukan domba. Huehehe mbekkk.
Di tengah kerumitan pola hidup gue yang udah lecek-lecek ini, ada juga beberapa hal yang membuat gue seneng. Salah satunya adalah banyaknya teman yang bertanya mengenai konten blog gue. Asyik, selain di baca, blog gue juga mengundang umpan balik. Beberapa pertanyaan yang menurut gue menarik dan perlu dijawab adalah:
1.Apakah apa yang tertulis di buku ramalan itu benar-benar terwujud?
Gue masih nyimpan bukunya. Dan dari dua ramalan yang gue tulis disitu, ramalan pertama terwujud. Yap, hubungan gue dengan liliput pertama membaik di akhir semester 2. Walau belum akrab, yang penting gue ga dicuekin lagi. Dan buat gue itu sudah berarti banyak. Semakin banyak temen semakin baik.
Sedangkan ramalan kedua, tidak akan mendengar godaan setan lagi tiap kali belajar malam, sebenernya sih terwujud juga, soalnya gue ga ada belajar malam sih. Hahaha, kacau.
2.Siapa yang menang dalam "Holy Water Agreement"?
Kalo yang ini sih, agak males gue jawabnya, soalnya yang kalah itu kan gue. Pesan moral yang gue dapat dari perjanjian ini adalah "Jika tidak ingin miskin, jangan malas". Klise memang, tapi memang itulah kenyataan yang terjadi. Gara-gara malas (baca: terlalu santai) gue jadi kalah dalam taruhan. Dan gara-gara kalah, gue harus memenuhi syarat perjanjian yaitu mentraktir teman-teman gue makan sepuasnya. Setelahnya, Dompet gue pun terkena busung lapar. Gue mendadak miskin.
3.Siapa Liliput pertama ?
Mungkin yang nanya ini udah lebih dari tiga puluh orang dan hanya beberapa teman dekat yang gue beri tahu siapa sebenarnya sosok yang gue juluki Liliput pertama.
Tapi ada juga yang tanpa gue beri tahu, bisa nebak dengan benar. Mungkin tingkah gue terlalu gampang untuk dibaca kali ya. Tau ah. Hahaha.
Mengapa liliput? karena dia itu imut. Yang ada dalam bayangan gue ketika menyebut kata liliput adalah tokoh Amy dalam novel "Princess fairy". Putih, manis, lucu, dan misterius.
Mengapa pertama? Karena, kalau boleh cerita, dialah orang pertama yang mampu membuat mulut gue yang bawel ini nonaktif. Gue udah kenal dia lebih dari setahun, tapi tetap saja, jika udah berhadapan dengan dia, gue bisa jadi orang super pasif.
Hanya saja, era Liliput pertama sudah berakhir. Susah emang mengakuinya, tapi gue beneran kalah. T.T
Semoga gue bisa mengambil pelajaran dari era itu.
Oh iya, saat ini gue lagi deket dengan seseorang dan gue pengen konsisten ma satu orang aja.
Yah, sama seperti rajin, konsisten juga salah satu sifat yang sangat ingin gue punyai.
|
---|